Jumat, 11 Januari 2013

Penyuntingan Bahasa


Yuneni Novikawati
072144043
UTS Penyuntingan Bahasa

Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk persatukan seluruh bangsa. Disamping itu juga alat ungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta fikir baik secara etis, estetis, dan logis. Kemahiran berbahasa indonesia menjadi bagian dari pribadi indonesia. Bagi mahasiswa indonesia, kemahiran bahasa Indonesia bercermin dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis, dan tata baku berbahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis. (Tim MPK, 2006:11)
Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak sebagai insane terpelajar akan terjun ke dalam lingkungannya masing-masing. Mahasiswa diharapkan dapat menyebarkan pemikiran dan ilmunya, mereka diberi kesempatan melahirkan karya tulis ilmiah dalam berbagai bentuk dan menyajikannya dalam forum ilmiah. Jadi, praktik menggunakan bahasa Indonesia dalam dunia akademik/ilmiah mendapat perhatian penting dalam perkuliahan.. Kesempatan latihan menulis mendapat proporsi 70 persen dibandingkan dengan penyajian lisan.
Sebagaimana bahasa diumumnya, bahasa indonesia digunakan untuk tujuan tertentu dan dalam kontek. Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Tujuan dan kontek akan menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan. Mahasiswa disadarkan bahwa dalam dunia akademik/ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk  memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa indonesia diharapkan bisa menjadi media efektif untuk komunikasi ilmiah, memiliki karakteristik cendekia, lugas, dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, betolak dari gagasan, formal, dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten (Suyono, 2006:4)
Bahasa Indonesia bersifat cendekia artinya bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuka pernyataan yang tepat dan seksama. Untuk itu, setiap gagasan yang diungkapkan secara langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas. Sementara itu, sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Kalimat ini terjadi antara lain karena adanya keinginan penulis mengungkapakan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan diungkapkan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat fragmentaris. Kalimat fragmentaris. Kalimat yang belum selesai.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasan. Artinya penonjolan di arahkan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif. Sifat formal dan objektif ditandai antara lain oleh pilihan kosakata dan struktur kalimat. Kosa kata yang digunakan bernada formal dan kalimat-kalimatnya mengandung unsure yang lengkap. Sementara itu sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Terakhir, sifat konsisten ditampakkan pada penggunaan unsur bahasa tanda baca tanda-tanda lain dan istilah yang sesuai dengan kaidah dan semuanya digunakan secara konsisten.
saat menulis karya ilmiah, penulis harus berusaha keras agar bahasa indonesia yang digunakan benar-benar menunjukkan sifat yang cendekia lugas dan jelas sehingga dapat menghindari kalimat fragmentaris yang bertolak dari gagasan formal dan objekif ringkas dan padat dan konsisten. Sifat-sifat bahasa yang demikian ditampakkan pada penggunaan kalimat baku. Dalam menghasilkan tulisan ilmiah, maka diperlukan penggunaan kalimat baku dan efektif.  


Tabel ejaan
data
Pembetulan
sumber
indonesia
fikir
bercermin
insane
70 persen
perkuliahan..
diumumnya
kontek
akademik/ilmiah
ilmiah,
lugas, dan jelas
formal, dan objektif
membentuka
mengungkapakan
Indonesia (P1)
Pikir (P1)
tercermin (P1)
insan (P2)
tujuh puluh persen (p2)
perkuliahan (P2)
umumnya (P3)
konteks (P3)
akademik atau ilmiah (P3)
ilmiah (P3)
lugas dan jelas (P3)
formal dan objekif (P3)
membentuk (P4)
mengungkapkan  (P4)
Kamus besar bahasa Indonesia

Tabel kata
data
Pembetulan
sumber
adalah
persatukan
juga
sebagai
terpelajar akan
Jadi,
Sebagaimana bahasa
memiliki
fragmentaris
dan
Sementara itu
fragmentaris. Kalimat
Indonesia ragam
Sementara itu sifat ringkas
tanda baca tanda

dan
dan semuanya
sebagai (P1)
memersatukan (P1)
sebagai (P1)
menjadi (P2)
terpelajar yang akan (P2)
Ini berarti (P2)
Pada umumnya,  (P3)
dengan memiliki (P3)
kalimat yang berfragmen(P3)
serta (P3)
- (P4)
berfragmen yaitu (P4)
Indonesia sebagai ragam (P5)
Sifat ringkas
tanda baca dan tanda-tanda lain
(P5)
Serta (P5)
yang semuanya (P5)


Tabel kalimat
data
Pembetulan
sumber
Bagi mahasiswa indonesia, kemahiran bahasa Indonesia bercermin dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis, dan tata baku berbahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis. (Tim MPK, 2006:11)

(Pindah ke paragraf ke dua kalimat pertama)
Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah pengembangan kepribadian mahasiswa,

(Pindah ke paragraf pertama kalimat akhir)
bahasa indonesia digunakan untuk tujuan tertentu dan dalam kontek. Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Tujuan dan kontek akan menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan
Pada umumnya, bahasa Indonesia merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. 
(P3)
Untuk itu, setiap gagasan yang diungkapkan secara langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas.
-
(P4)
Sementara itu, sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesi mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat.
Bahasa Indonesia bersifat lugas dan jelas dapat diungkap secara langsung sehingga gagasan ilmiah disampaikan secara jelas dan tepat.






Tabel paragraf
data
Pembetulan
sumber
Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak sebagai insane terpelajar akan terjun ke dalam lingkungannya masing-masing. Mahasiswa diharapkan dapat menyebarkan pemikiran dan ilmunya, mereka diberi kesempatan melahirkan karya tulis ilmiah dalam berbagai bentuk dan menyajikannya dalam forum ilmiah. Jadi, praktik menggunakan bahasa Indonesia dalam dunia akademik/ilmiah mendapat perhatian penting dalam perkuliahan.. Kesempatan latihan menulis mendapat proporsi 70 persen dibandingkan dengan penyajian lisan.

Dari paragraf 2 ke paragraf 3

Sebagaimana bahasa diumumnya, bahasa indonesia digunakan untuk tujuan tertentu dan dalam kontek. Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Tujuan dan kontek akan menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan. Mahasiswa disadarkan bahwa dalam dunia akademik/ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk  memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa indonesia diharapkan bisa menjadi media efektif untuk komunikasi ilmiah, memiliki karakteristik cendekia, lugas, dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, betolak dari gagasan, formal, dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten (Suyono, 2006:4)

Dari paragraf 3 ke paragraf 2

Bahasa Indonesia bersifat cendekia artinya bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama. Bahasa Indonesia bersifat lugas dan jelas dapat diungkap secara langsung sehingga gagasan ilmiah disampaikan secara jelas dan tepat. Kalimat ini terjadi antara lain karena adanya keinginan penulis mengungkapkan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan diungkapkan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat fragmentaris. Kalimat yang berfragmen yaitu kalimat yang belum selesai.

Dari paragraf 4 ke paragraf 3



Pembetulan

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi paling penting untuk memersatukan seluruh bangsa. Disamping itu juga sebagai alat ungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Kemahiran berbahasa Indonesia menjadi bagian dari pribadi Indonesia. Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak menjadi insan terpelajar yang akan terjun ke dalam lingkungan masing-masing.
Bagi mahasiswa Indonesia, kemahiran bahasa Indonesia tercermin dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis, dan tata baku berbahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis. (Tim MPK, 2006:11). Mahasiswa disadarkan bahwa dalam dunia akademik atau ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk  memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan bisa menjadi media efektif untuk komunikasi ilmiah, memiliki karakteristik cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat berfragmen, betolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, serta konsisten (Suyono, 2006:4). Mahasiswa diharapkan dapat menyebarkan pemikiran dan ilmunya, mereka diberi kesempatan melahirkan karya tulis ilmiah dalam berbagai bentuk dan menyajikannya dalam forum ilmiah. Ini berarti,  praktik menggunakan bahasa Indonesia dalam dunia akademik/ilmiah mendapat perhatian penting dalam perkuliahan. Kesempatan latihan menulis mendapat proporsi tujuh puluh persen dibandingkan dengan penyajian lisan.
Pada umumnya, bahasa Indonesia merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Bahasa Indonesia bersifat cendekia artinya bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama. Bahasa Indonesia bersifat lugas dan jelas dapat diungkap secara langsung sehingga gagasan ilmiah disampaikan secara jelas dan tepat. Kalimat ini terjadi antara lain karena adanya keinginan penulis mengungkapkan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan diungkapkan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat fragmentaris. Kalimat yang berfragmen yaitu kalimat yang belum selesai.
Bahasa Indonesia sebagai ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasan. Artinya penonjolan di arahkan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif. Sifat formal dan objektif ditandai antara lain oleh pilihan kosakata dan struktur kalimat. Kosa kata yang digunakan bernada formal dan kalimat-kalimatnya mengandung unsur yang lengkap. Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Terakhir, sifat konsisten ditampakkan pada penggunaan unsur bahasa tanda baca dan tanda-tanda lain serta istilah yang sesuai dengan kaidah yang semuanya digunakan secara konsisten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar