Yuneni Novikawati
072144043
UTS Penyuntingan Bahasa
Bahasa indonesia adalah
alat komunikasi paling penting untuk persatukan
seluruh bangsa. Disamping itu juga alat
ungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan
cipta serta fikir baik secara etis,
estetis, dan logis. Kemahiran berbahasa indonesia menjadi
bagian dari pribadi indonesia.
Bagi mahasiswa indonesia, kemahiran bahasa
Indonesia bercermin dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis, dan tata baku
berbahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis. (Tim MPK, 2006:11)
Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah
pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak sebagai insane terpelajar akan terjun ke dalam lingkungannya masing-masing. Mahasiswa diharapkan dapat
menyebarkan pemikiran dan ilmunya, mereka diberi kesempatan melahirkan karya
tulis ilmiah dalam berbagai bentuk dan menyajikannya dalam forum ilmiah. Jadi, praktik menggunakan bahasa Indonesia dalam
dunia akademik/ilmiah mendapat perhatian penting dalam perkuliahan.. Kesempatan latihan menulis mendapat
proporsi 70 persen dibandingkan dengan
penyajian lisan.
Sebagaimana bahasa diumumnya,
bahasa indonesia digunakan untuk tujuan
tertentu dan dalam kontek. Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu
ragam bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Tujuan dan kontek akan
menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan. Mahasiswa
disadarkan bahwa dalam dunia akademik/ilmiah,
ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah. Sebagai bahasa yang
digunakan untuk memaparkan fakta,
konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa indonesia diharapkan bisa menjadi media
efektif untuk komunikasi ilmiah, memiliki karakteristik cendekia, lugas, dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, betolak dari gagasan, formal, dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten (Suyono, 2006:4)
Bahasa Indonesia
bersifat cendekia artinya bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat
untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuka pernyataan yang tepat dan seksama. Untuk itu, setiap gagasan yang diungkapkan secara
langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas. Sementara itu,
sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan
gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Kalimat ini terjadi antara lain
karena adanya keinginan penulis mengungkapakan
gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan
diungkapkan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat
fragmentaris. Kalimat fragmentaris. Kalimat
yang belum selesai.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak
dari gagasan. Artinya penonjolan di arahkan pada gagasan atau hal yang
diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya kalimat yang digunakan didominasi
oleh kalimat pasif. Sifat formal dan
objektif ditandai antara lain oleh pilihan kosakata dan struktur kalimat. Kosa kata yang digunakan bernada formal
dan kalimat-kalimatnya mengandung unsure yang
lengkap. Sementara itu sifat ringkas dan
padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa
yang hemat. Terakhir, sifat konsisten ditampakkan pada penggunaan unsur bahasa tanda baca tanda-tanda lain dan istilah yang sesuai dengan kaidah dan semuanya digunakan secara konsisten.
saat menulis karya ilmiah, penulis harus
berusaha keras agar bahasa indonesia yang
digunakan benar-benar menunjukkan sifat yang cendekia lugas dan jelas sehingga
dapat menghindari kalimat fragmentaris yang bertolak dari gagasan formal dan
objekif ringkas dan padat dan konsisten. Sifat-sifat bahasa yang demikian
ditampakkan pada penggunaan kalimat baku. Dalam menghasilkan tulisan ilmiah,
maka diperlukan penggunaan kalimat baku dan efektif.
Tabel ejaan
data
|
Pembetulan
|
sumber
|
indonesia
fikir
bercermin
insane
70
persen
perkuliahan..
diumumnya
kontek
akademik/ilmiah
ilmiah,
lugas, dan jelas
formal, dan objektif
membentuka
mengungkapakan
|
Indonesia (P1)
Pikir (P1)
tercermin (P1)
insan (P2)
tujuh puluh persen (p2)
perkuliahan (P2)
umumnya (P3)
konteks (P3)
akademik atau ilmiah (P3)
ilmiah (P3)
lugas dan jelas (P3)
formal dan objekif (P3)
membentuk (P4)
mengungkapkan (P4)
|
Kamus besar bahasa Indonesia
|
Tabel kata
data
|
Pembetulan
|
sumber
|
adalah
persatukan
juga
sebagai
terpelajar
akan
Jadi,
Sebagaimana
bahasa
memiliki
fragmentaris
dan
Sementara itu
fragmentaris. Kalimat
Indonesia ragam
Sementara itu sifat ringkas
tanda baca tanda
dan
dan semuanya
|
sebagai (P1)
memersatukan
(P1)
sebagai (P1)
menjadi (P2)
terpelajar yang
akan (P2)
Ini berarti
(P2)
Pada umumnya, (P3)
dengan memiliki
(P3)
kalimat yang
berfragmen(P3)
serta (P3)
- (P4)
berfragmen
yaitu (P4)
Indonesia
sebagai ragam (P5)
Sifat ringkas
tanda baca dan
tanda-tanda lain
(P5)
Serta (P5)
yang semuanya
(P5)
|
|
Tabel kalimat
data
|
Pembetulan
|
sumber
|
Bagi mahasiswa indonesia, kemahiran bahasa
Indonesia bercermin dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis, dan tata baku
berbahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis. (Tim MPK, 2006:11)
|
|
(Pindah ke
paragraf ke dua kalimat pertama)
|
Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah
pengembangan kepribadian mahasiswa,
|
|
(Pindah ke
paragraf pertama kalimat akhir)
|
bahasa indonesia digunakan untuk tujuan tertentu
dan dalam kontek. Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam
bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Tujuan dan kontek akan
menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan
|
Pada umumnya, bahasa Indonesia merupakan ragam bahasa yang digunakan
dalam menulis karya ilmiah.
|
(P3)
|
Untuk itu, setiap gagasan yang diungkapkan
secara langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas.
|
-
|
(P4)
|
Sementara itu, sifat lugas dan jelas dimaknai
bahwa bahasa Indonesi mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan
tepat.
|
Bahasa
Indonesia bersifat lugas dan jelas dapat diungkap secara langsung sehingga
gagasan ilmiah disampaikan secara jelas dan tepat.
|
|
Tabel paragraf
data
|
Pembetulan
|
sumber
|
Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah
pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak sebagai
insane terpelajar
akan terjun ke dalam lingkungannya
masing-masing. Mahasiswa diharapkan dapat menyebarkan pemikiran dan ilmunya,
mereka diberi kesempatan melahirkan karya tulis ilmiah dalam berbagai bentuk
dan menyajikannya dalam forum ilmiah. Jadi,
praktik menggunakan bahasa Indonesia dalam dunia akademik/ilmiah mendapat
perhatian penting dalam perkuliahan.. Kesempatan
latihan menulis mendapat proporsi 70 persen dibandingkan dengan penyajian
lisan.
|
Dari paragraf 2 ke paragraf 3
|
|
Sebagaimana bahasa diumumnya,
bahasa indonesia digunakan untuk tujuan
tertentu dan dalam kontek. Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu
ragam bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Tujuan dan kontek
akan menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan. Mahasiswa
disadarkan bahwa dalam dunia akademik/ilmiah,
ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah. Sebagai bahasa
yang digunakan untuk memaparkan fakta,
konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa indonesia diharapkan bisa menjadi media
efektif untuk komunikasi ilmiah, memiliki karakteristik cendekia, lugas, dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, betolak dari gagasan, formal, dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten (Suyono, 2006:4)
|
Dari paragraf 3
ke paragraf 2
|
|
Bahasa Indonesia bersifat cendekia artinya
bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil
berpikir logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama.
Bahasa Indonesia bersifat lugas dan jelas dapat diungkap secara langsung
sehingga gagasan ilmiah disampaikan secara jelas dan tepat. Kalimat ini
terjadi antara lain karena adanya keinginan penulis mengungkapkan gagasan
dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan
diungkapkan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan
kalimat fragmentaris. Kalimat yang berfragmen yaitu kalimat yang belum
selesai.
|
Dari paragraf 4
ke paragraf 3
|
|
Pembetulan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi paling
penting untuk memersatukan seluruh bangsa. Disamping itu juga sebagai alat
ungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan
cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Kemahiran berbahasa Indonesia
menjadi bagian dari pribadi Indonesia. Bahasa Indonesia termasuk dalam mata
kuliah pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak menjadi insan terpelajar
yang akan terjun ke dalam lingkungan masing-masing.
Bagi mahasiswa Indonesia, kemahiran bahasa
Indonesia tercermin dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis, dan tata baku berbahasa
Indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis. (Tim MPK, 2006:11). Mahasiswa
disadarkan bahwa dalam dunia akademik atau ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang
digunakan adalah ragam ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau
gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan bisa menjadi media
efektif untuk komunikasi ilmiah, memiliki karakteristik cendekia, lugas dan
jelas, menghindari kalimat berfragmen, betolak dari gagasan, formal dan
objektif, ringkas dan padat, serta konsisten (Suyono, 2006:4). Mahasiswa
diharapkan dapat menyebarkan pemikiran dan ilmunya, mereka diberi kesempatan
melahirkan karya tulis ilmiah dalam berbagai bentuk dan menyajikannya dalam
forum ilmiah. Ini berarti, praktik menggunakan
bahasa Indonesia dalam dunia akademik/ilmiah mendapat perhatian penting dalam
perkuliahan. Kesempatan latihan menulis mendapat proporsi tujuh puluh persen
dibandingkan dengan penyajian lisan.
Pada umumnya, bahasa Indonesia merupakan ragam
bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Bahasa Indonesia bersifat
cendekia artinya bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat untuk
mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat
dan seksama. Bahasa Indonesia bersifat lugas dan jelas dapat diungkap secara
langsung sehingga gagasan ilmiah disampaikan secara jelas dan tepat. Kalimat
ini terjadi antara lain karena adanya keinginan penulis mengungkapkan gagasan
dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan diungkapkan.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat fragmentaris.
Kalimat yang berfragmen yaitu kalimat yang belum selesai.
Bahasa Indonesia sebagai ragam ilmiah mempunyai
sifat bertolak dari gagasan. Artinya penonjolan di arahkan pada gagasan atau
hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya kalimat yang
digunakan didominasi oleh kalimat pasif. Sifat formal dan objektif ditandai
antara lain oleh pilihan kosakata dan struktur kalimat. Kosa kata yang
digunakan bernada formal dan kalimat-kalimatnya mengandung unsur yang lengkap. Sifat
ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang
mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Terakhir,
sifat konsisten ditampakkan pada penggunaan unsur bahasa tanda baca dan
tanda-tanda lain serta istilah yang sesuai dengan kaidah yang semuanya
digunakan secara konsisten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar