Minggu, 06 Juni 2010

PRESPEKTIF GENDER MODEL DALAM KOMUFLASE BETIS DAN PAHA PAKAI HAREM PANTS (ANALISIS DALAM RUBRIK VOILA MEDIA JAWA POS, 19 MEI 2010) Oleh : Yuneni Novikawati


Abstrak
Laki-laki dan perempuan dipandang setara. Setara baik sebagai subjek maupun obyek, setara untuk sama-sama dipertimbangkan kebutuhan spesifiknya, juga setara untuk masuk dan terlibat dalam proses, merasakan hasil output dan outcomes maupun menerima distribusi resources. Faktor-faktor yang terjadi dengan adanya kemauan perempuan dalam menunjukkan dirnya terhadap rubrik terdiri atas beberapa hal yang diantaranya adalah kemiskinan, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan. Hasil yang diungap dalam komuflase betis dan paha pakai harem pants dalam rublik voila media jawa Pos menggambarkan bahwa semakin banyaknya model perempuan yang bertubuh seksi yang dipajang dalam media maka semakin mendominasi perempuan yang dpakai sebagai model dalam rubrik voila. Sehingga perspektif seperti inilah yang akan memenuhi dalam setiap media. Kemudian dalam hal yang lain keterpengaruhan komuflase betis dan paha yang dimunculkan pada media berpengaruh besar terhadap perkembangan mode pakaian yang dipakai oleh setiap perempuan khusunya yang menginginkan model harem pants seperti yang dipakai oleh model yang ditunjukkan dalam rubrik voila media Jawa Pos.
Kata kunci: gender, model, perempuan
1.         Pendahuluan
a.         Latar Belakang
Laki-laki dan perempuan dipandang setara. Setara baik sebagai subjek maupun obyek, setara untuk sama-sama dipertimbangkan kebutuhan spesifiknya, juga setara untuk masuk dan terlibat dalam proses, merasakan hasil – output dan outcomes maupun menerima distribusi resources. Rubrik voila adalah rubrik yang memaparkan beberapa hal mengenai produk atau jasa yang ditunjukkan oleh laki-laki dan perempuan. Rubrik tersebut biasanya disukai oleh kaum muda atau remaja. Faktor-faktor yang terjadi dengan adanya kemauan perempuan dalam menunjukkan dirnya terhadap rubrik terdiri atas beberapa hal yang diantanya adalah kemiskinan, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan.
Dalam hal faktor kemiskinan, penelitian yang telah diungkapkan terhadap suatu peningkatan feminisasi kemiskinan. Dibandingkan dengan laki-laki, jumlah perempuan yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat antara tahun 1970 dan 1980. Pada tahun 1988, sebuah diperkirakan 60 persen penduduk miskin adalah perempuan sektor. Seperti halnya seksisme dalam pekerjaan tersebut, kontribusi faktor termasuk restrukturisasi ekonomi yang dikenakan pada banyak negara, pemotongan anggaran pemerintah dan penerapan model-liberal ekonomi neo.
Perempuan telah menanggung beban pekerjaan pemotongan layanan sipil, pelayanan sosial dan manfaat. Beban kerja mereka telah meningkat struktur kesejahteraan telah dirobohkan, meninggalkan mereka yang bertanggung jawab tunggal anak-anak dan lansia, orang sakit dan cacat yang sebelumnya dirawat, setidaknya sebagian, oleh sektor jasa sosial. Ketika mencoba untuk mengatasi dampak krisis negara kesejahteraan, wanita juga sangat berusaha untuk menyulap sumber daya mereka yang terbatas. Feminisasi kemiskinan jauh lebih terlihat di antara kepala rumah tangga perempuan. Dalam kepala rumah tangga laki-laki, baik laki-laki dan perempuan berkontribusi untuk keluarga kesejahteraan; orang itu membawa pendapatan dan perempuan, selain barang dan jasa yang ia menyediakan keluarga, juga dapat mencari dibayar bekerja di luar rumah.
b.         Rumusan Masalah
1.                  Ditinjau dari perspektif gender, jenis kelamin manakah yang mempunyai pengaruh paling besar antara penampilan yang ditunjukkan perempuan pada rubrik Voila Jawa Pos?
2.                  Apakah komuflase betis dan paha pakai harem pants berpengaruh terhadap citra perempuan?
c.         Tujuan
1.                  Menunjukkan jenis kelamin yang mempunyai pengaruh paling besar antara penampilan yang ditunjukkan perempuan pada rubrik Voila Jawa Pos
2.                  Menghasilkan deskripsi mengenai komuflase betis dan paha pakai harem pants berpengaruh terhadap citra perempuan.
2.         Kajian Pustaka
a.         Sex Peran dan Peran Gender
Dalam pemahaman penindasan triple, pertama-tama penting untuk menempatkan perdebatan dalam pemahaman tentang bagaimana gender dibangun. Dengan kata lain, gender bukan fenomena alam, tetapi diciptakan oleh masyarakat untuk memesan peran laki-laki dan perempuan, dan terikat dengan tujuan-tujuan politik dan ekonomi. Ada perbedaan antara jenis kelamin dan jender. Sex mengidentifikasi biologis make up dan perbedaan antara pria dan wanita. Gender dibentuk secara sosial dan mengidentifikasi hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam konteks hubungan kekuasaan.
b.         Faktor-Faktor yang mendorong Perspektif Gender

a)         Pekerjaan

Rumah tangga di semua masyarakat membedakan berbagai kegiatan rumah tangga dan tanggung jawab berdasarkan gender. Bagi wanita, produksi dan reproduksi adalah dua kegiatan saling terkait, dan sebagian besar perempuan bekerja lakukan, meski produktif, tidak dibayar. Pria selalu memainkan peran kecil dalam pekerjaan rumah tangga, masyarakat cenderung beranggapan bahwa mereka telah membayar bekerja di luar rumah.

b)         Kemiskinan

Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari atau tidak ada pendapatan tidak menentu dan kurangnya akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk memastikan kondisi kehidupan yang berkelanjutan. Kemiskinan sering berjalan di tangan-tangan dengan kelaparan, kekurangan gizi, kesehatan yang buruk, angka kematian yang tinggi dan tingkat morbiditas, pendidikan tidak cukup dan berbahaya dan perumahan yang tidak sehat.

c)         Keluarga hidup

Dalam semua wanita masyarakat adalah penjaga utama anak-anak, orang tua dan sakit, dan melakukan sebagian besar tugas-tugas domestik. Wanita hidup yang sangat dipengaruhi oleh reproduksi, yang memiliki dan langsung dampak tajam terhadap kesehatan mereka dan pada, mereka kerja pendidikan dan mendapatkan peluang. Dalam masyarakat di mana wanita menikah sangat muda dan jauh lebih awal daripada pria, istri lebih tunduk kepada suami, dan ini memiliki pengaruh yang substansial pada kesempatan perempuan untuk menemukan dibayar kerja dan menerima pendidikan. Stereotip, seorang laki-laki dewasa sering secara otomatis dianggap sebagai kepala keluarga bahkan ketika seorang wanita ekonomi dan dinyatakan bertanggung jawab atas keluarga itu.

d)         Pendidikan

"Pendidikan" di sini adalah diartikan "pendidikan", sebagai kata memiliki konotasi jauh melampaui instruksi formal belaka. Orang tanpa itu berada pada posisi yang tidak menguntungkan tumbuh.

e)         Lingkungan

Faktor inilah yang memberkan pengaruh lebih besar. Dengan adany a lingkungan yang memunculkan modernitas dalam bergaul menjadikan kaum muda dan masyarakat asa kini mengikuti zaman sesuai dengan perkembangan yang ada di dalam lingkungan tersebut.
c.             Komuflase
Kamuflase adalah suatu metode yang memungkinkan sebuah organisme atau benda yang biasanya mudah terlihat menjadi tersamar atau sulit dibedakan dari lingkungan sekitarnya. Contoh-contohnya adalah belang pada harimau, zebra, belalang, dan seragam tempur motif loreng pada tentara modern. Kamuflase memang suatu bentuk tipuan dan penyamaran.
Kata kamuflase dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa Belanda, yang pada gilirannya meminjam dari bahasa Perancis, 'camoufler' yang berarti 'menyamarkan'.
3.      Pembahasan
a.      Jenis kelamin manakah yang mempunyai pengaruh paling besar antara penampilan yang ditunjukkan perempuan pada rubrik Voila Jawa Pos
Perspektif gender melihat dampak gender pada itu peluang orang, peran sosial dan interaksi. Keberhasilan implementasi kebijakan, program dan tujuan proyek dan nasional organisasi internasional secara langsung dipengaruhi oleh dampak gender dan, pada gilirannya, mempengaruhi proses pembangunan sosial. Gender merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari setiap aspek ekonomi, sosial, dan pribadi kehidupan sehari-hari individu dan masyarakat, dan peran yang berbeda dinisbahkan oleh masyarakat untuk laki-laki dan perempuan.
Pengaruh paling besar antara jenis kelamin yang ditunjukkan pada rubrik voila adalah perempuan. Gaya perempuan yang menunjukkan keindahan pada model Aya memberikan pengaruh keindahan yang dominan dari seorang perempuan daripada laki-laki.
“Nah, untuk Aya, gaya androgyny tu di mix and match dengan harem pants atau yang juga dikenal dengan sebutan parachute pants merupakan celana baggy yang mengecil di bagian pergelangan kaki dan memiliki karet dan pinggang.
Sex mengacu pada karakteristik biologis berubah dan permanen umum untuk individu-individu dalam semua masyarakat dan budaya, sementara gender mendefinisikan ciri-ciri dipalsukan sepanjang sejarah hubungan sosial. Gender, meskipun berasal dari perbedaan-perbedaan biologis objektif, jauh melampaui dan biologis spesifik fisiologis dari kedua jenis kelamin dalam hal peran masing-masing diharapkan untuk bermain. Perbedaan gender adalah konstruksi sosial, ditanamkan berdasarkan persepsi masyarakat tertentu yang spesifik sebuah perbedaan fisik dan diasumsikan selera, kecenderungan dan kemampuan laki-laki dan perempuan. Perbedaan gender, tidak seperti karakteristik berubah dari seks, secara universal mengakui dalam perbandingan analisis sosial dan sejarah menjadi varian yang berubah dari waktu ke waktu dan dari satu budaya ke generasi berikutnya, sebagai masyarakat berubah dan berkembang.
b.         Komuflase Betis dan Paha Pakai Harem Pants Berpengaruh terhadap Citra Perempuan
Dampak dari penunjukkan model yang terdapat dalam rubrik voila media Jawa Pos menunjukkan kepada kaum perempuan lainnya bahwa model androgyny yang dimixkan an matchkan dengan  harem pants sangat pantas dipakai oleh setiap wanita mana saja. Hal ini ditunjukkan dalam kalimat yang tertera pada rubrik voila edia Jawa Pos  bahwa sebutan celana baggy yang mengecil merupakan celana yang pantas dipakai oleh setiap perempuan.
“Nah, untuk Aya, gaya androgyny tu di mix and match dengan harem pants atau yang juga dikenal dengan sebutan parachute pants merupakan celana baggy yang mengecil di bagian pergelangan kaki dan memiliki karet dan pinggang.

Kemudian dalam menunjukkan kepada perempuan bahwa gaya yang dilakukan oleh model Aya dapat dipakai oleh perempuan siapapun. Tidak terkecuali dengan mencontoh model yang sama yang diberikan pada rubrik voila media jawa Pos ini. Keterangan ajakan yang tertera pada teks dibawah merupakan adanya dampak yang besar terhadap keterpengaruhan “mode kini” dengan model androgyny yang ditunjukkan dalam rubrik voila media Jawa Pos.
” Buat kamu yan mau mencoba new look seperti Aya, ada beberapa tips nih. Pertama padu padan warna outfits androgyny-mu yang sat tone aja. Lihat androgyny look-nya Aya. Dia pakai grey puff blazer yang dipadu black harem pants”.
DAFTAR RUJUKAN
Surjayanti, Jun. 2005. Analisis Perspektif Gender dalam Kepuasan Kerja dan Keinginan Pindah Pekerjaan (Status Kasus Pramuniaga di Sinar Supermarket Cabang Bintoro Surabaya) dalam Lentera JurnalStudi Perempuan. Lembaga Penelitian Univrsitas Negeri Surabaya.
Rubrik Voila. 2010. Komuflase Betis dan Paha Pakai Haren Pants. Surabaya: Jawa Pos
__________. 2010. Beauty In Androgyny. Surabaya: Jawa Pos
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.anc.org.za/ancdocs/discussion/gender.html