EKSPRESI MAKNA PUISI ROCINANTE
Karya
Goenawan Mohamad
DALAM 100 PUISI INDONESIA TERBAIK 2008
(Telaah
Makna Literal dan Presuposisi Semantik
dalam
Bahasa Indonesia)
1.1 Latar Belakang
Bahasa
merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Sebagai suatu unsur
yang dinamik, bahasa senantiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan
pelbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara pendekatan yang dapat digunakan
untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik merupakan salah satu
bidang semantik yang mempelajari tentang makna.
Bahasa dalam masyarakat adalah
“tubuh” itu sendiri, dan makna-makna dalam garapan Semantik sebagai organ-organ
yang membuat tubuh itu menjadi tumbuh dan bergerak, seumpamanya manusia. Manusia
memiliki daya imajinasi, angan-angan dan harapan. Salah satu dari ketiganya
diungkapkan lewat tulisan. Manusia sebagai jalan untuk menuju karya sastra.
Karena lewat manusialah karya sastra dapat tercipta. Manusia melihat fakta yang
terjadi baik didalam dirinya atau diluar dirinya yang biasa disebut dengan
pengalaman. Kemudian dari fakta atau pengalaman itu manusia mulai berimajinasi
yang hasil imajinasinya memiliki tujuan tertentu. (baik bermanfaat untuk orang
lain ataupun untuk dirinya sendiri)
Semantik atau makna adalah
bagian dari bahasa itu sendiri yang memiliki proses telaah yang telah
disepakati sehingga terlihat dan terurai sesuai dengan aspek-aspek semntik. Ferdinand De Saussure mengatakan bahwa makna adalah
"pengertian" atau
konsep yang dimiliki atau terdapat
pada sebuah tanda linguistik. (http://Susilo.adi.setyawan.student.fkip.uns.ac.id/2009/04/12)
Kumpulan
puisi terbaik tahun 2008 terpilih menjadi kumpulan yang terangkat dalam
penganalisisan karena ketertarikan dalam mengkajinya agar dapat berkembang dan
tumbuh menjadi analisis yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana penjabaran tentang semantik itu?
- Bagaimana telaah Ekspresi Puisi Rocinante karya Goenawan Mohamad?
1.3 Tujuan
1.
Menjelaskan tentang penjabaran semantik
2.
Menjabarkan telaah Ekspresi Puisi Rocinante karya
Goenawan Mohamad
1.4 Manfaat
- Melatih diri dalam mempelajari semantik secara mendalam
- Melatih diri dengan mempelajari semantik dengan cara menganalisis
sebuah puisi terkenal dan dari pengarang ternama
- Turut serta dalam mengembangkan ilmu semantik dalam kajian Bahasa
Indonesia
- Kajian makalah ini dapat menjadi terapan dalam mempelajari semantik
secara mendalam
TELAAH PUSTAKA
2.1 Definisi Semantik
Semantik
(Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda,
penting, dari kata sema, tanda) adalah cabang linguistik yang
mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis
representasi lain. Semantik biasanya dikontraskan dengan dua aspek lain dari
ekspresi makna: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol
yang lebih sederhana, serta pragmatika, penggunaan praktis simbol oleh agen atau
komunitas pada suatu kondisi atau konteks tertentu.
Slametmuljana
memberikan penjelasan bahwa semantik adalah cabang linguistik yang bertugas
semata-mata meneliti makna kata, bagaimana mula-bukanya, bagaimana
perkembangannya, dan apa sebab-sebabnya terjadi perubahan makna dalam sejarah
bahasa (1964:1). Dari batasan ini terlihat bahwa semantik membicarakan
asal-usul kata yakni studi etimologi kata. Dalam studi etimologi inilah
seringkali orang sampai pada asal kata dari bahasa asing atau kata serapan Semantik
adalah cabang lingustik yang meneliti arti atau makna. Semantik dibagi menjadi
dua yaitu semantik gramatikal dan semantik leksikal. (Verhaar, 385)
2.1.1 Pengertian Makna
Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian dari
makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa
istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna
tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam
Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna
dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure (dalam Abdul Chaer,
1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang
dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.Bloomfied (dalam Abdul
Wahab, 1995:40) mengemukakan bahwa makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang
harus dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di mana penutur
mengujarnya. Terkait dengan hal tersebut, Aminuddin (1998:50) mengemukakan
bahwa makna merupakan hubungan antara bahsa dengan bahasa luar yang disepakati
bersama oleh pemakai bahsa sehingga dapat saling dimengerti.
Dari pengertian para ahli bahasa di atas, dapat
dikatakan bahwa batasan tentang pengertian makna sangat sulit ditentukan karena
setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam
memaknai sebuah ujaran atau kata.
2.1.2
Aspek-aspek Makna
Aspek-aspek
makna dalam semantik menurut Mansoer Pateda ada empat hal, yaitu :
1. Pengertian (sense)
Pengertian disebut juga dengan tema. Pengertian ini dapat dicapai apabila
pembicara dengan lawan bicaranya atau antara penulis dengan pembaca mempunyai
kesamaan bahasa yang digunakan atau disepakati bersama. Lyons (dalam Mansoer
Pateda, 2001:92) mengatakan bahwa pengertian adalah sistem hubungan-hubungan
yang berbeda dengan kata lain di dalam kosakata.
2. Nilai rasa (feeling)
Aspek makna yang berhubungan dengan nilai rasa berkaitan dengan sikap
pembicara terhadap hal yang dibicarakan.dengan kata lain, nilai rasa yang
berkaitan dengan makna adalah kata-kata yang berhubungan dengan perasaan, baik
yang berhubungan dengan dorongan maupun penilaian. Jadi, setiapkata mempunyai
makna yang berhubungan dengan nilai rasa dan setiap kata mempunyai makna yang
berhubungan dengan perasaan.
3. Nada (tone)
Aspek makna nada menurut Shipley adalah sikap pembicara terhadap kawan
bicara ( dalam Mansoer Pateda, 2001:94). Aspek nada berhubungan pula dengan
aspek makna yang bernilai rasa. Dengan kata lain, hubungan antara pembicara
dengan pendengar akan menentukan sikap yang tercermin dalam kata-kata yang
digunakan.
4. Maksud (intention)
Aspek maksud menurut Shipley (dalam Mansoer Pateda, 2001: 95) merupakan
maksud senang atau tidak senang, efek usaha keras yang dilaksanakan. Maksud
yang diinginkan dapat bersifat deklarasi, imperatif, narasi, pedagogis,
persuasi, rekreasi atau politik.
2.2 Ekspresi
Ekspresi adalah ungkapan terhadap sesuatu hal yang
diperuntukkan orang lain. Biasanya terlihat di dalam mimik wajah, kata-kata
atau ujaran ketika dalam komunikasi. Dalam teks berupa karya sastra diungkap
lewat bahasa sastra. Yang memiliki makna tersurat dan tersirat.
2.2.1 Ekspresi Makna
Ekspresi makna dinamakan juga ekspresi semantik.
Kata makna dalam sebutan populer tidak lain dari ‘arti’(Gudai, 1989:3).
2.2.2 Makna Literal Semantik
Makna literal semantik yaitu makna yang tersurat yang dinyatakan melalui
terjemahan. Biasa dengan menggunakan
kamus sebagai referensinya. Kamus merupakan acuan yang konkrit dan pasti karena
diteliti oleh berbagai sumber. Literal semantik yaitu arti kata (leksem)
sebagai satuan yang bebas. Arti ini umumnya dianggap sejajar dengan arti
denotatif. Biasa pula dianggap sebagai arti menurut kamus (leksikon).
http://bilikide.blogspot.com/2009/03/semantik.html
2.2.3 Makna Presuposisi Semantik
Aminuddin (1988:95)menjelaskan bahwa Presuposisi
adalah kajian makna yang tersirat dari suatu kata atau kalimat. Yaitu arti yang
seharusnya ada di dalam karya sastra. Presuposisi dikatakan juga dalam praduga.
Anggapan terhadap teks itu sendiri yang dimaknai menurut rasa dan keinginan si
penerjemah.
ANALISIS
DAN SINTESIS
3.1 Ekspresi Makna Puisi Rocinante
3.1.1 Makna Literal Semantik
Sebutan bahasa
Indonesia kaya akan afiks atau imbuhan yang dapat menandai relasi dengan
semantik yang terdapat antara verba dan nomina yang mengikutinya dalam kalimat.
Gudai (1989:1) menambahkan bahwa dalam diskusi tentang arti atau semantik
biasanya dihubungkan dengan pembentukan kata. Maka dalam mengkaji makna
sangatlah menjadi baik apabila makna atau arti tersebut di jabarkan dulu arti
katanya. Misalkan pada kata dasarnya. Maka diteliti melalui kajian makna dalam
kamus beserta imbuhan afik, sufiks, serta konfiks yang membedakan arti kata
dasar dengan kata berimbuhan. Berikut
adalah penjabarannya :
1.
Tukang cukur yaitu orang yang ahli dalam memotong
atau membersihkan rambut dengan alat cukur.
A Tukang
adalah orang yang ahli dalam bidannya, orang yang pekerjaannya memperbaiki atau
membuat sesuatu, orang yang biasa melakukan perbuatan.
B Cukur:
·
Bercukur adalah memotong jenggot atau bulu sendiri
dengan pisau cukur, membersihkan rambut dsb
·
Mencukur (kk) memotong atau membersihkan rambut atau
sesuatu yang menyerupai rambut
·
Pencukur (kb) tukang cukur, alat untuk mencukur
·
Mencukuran (kb) proses, cara, perbuatan mencukur
2.
Padri adalah pendeta katolik, pastor, tentara
rohaniwan yang ditugasi untuk memelihara anggota tentara.
3.
Dusun adalah kampung kecil bagian dari wilayah desa
4.
Mendengar adalah menangkap suara dengan telinga,
tidak tuli, mendapat kabar
A Berdengar adalah (kk) di dengarkan,
diturut, dan diindahkan
B Mendengarkan
adalah (kk) mendengar, memasang telinga baik-baik, mematuhi nasihat
C Terdengar adalah dapat di dengar dan
dapat diketahui
D Pendengar adalah orang yang
mendengarkan, alat untuk mendengarkan
E Memperdengarkan
adalah (kk) mengeluarkan suara agar didengar orang lain, mengeluarkan bunyi
agar diperhatikan orang, menyiarkan lagu-lagu musik dsb
5.
Alarm adalah tanda bahaya yang menggunakan bunyi
atau sinar
6.
Luka adalah cedera pada kulit karena terkena benda
tajam dsb/ menderita luka
A Melukai adalah membuat luka pada,
menyakiti hati dsb
B Terluka adalah (kk) menderita luka,
telah dilukai, tidak sengaja dilukai
7.
Waktu adalah ketika, saat, hari, keadaan hari,
seluruh rangkaian saat ketika proses, kegiatan, atau keadaan berada atau
berlangsung
8.
Ringkik (mu) adalah (kb) suara mendengking
9.
Jerit adalah teriakan keras, pekikan, lengkingan
A Menjerit adalah (kk)mengeluarkan
teriakan, berkeluh kesal, dengan sangat
B Jeritan adalah pekikan, teriakan
10. Panjang (ks)
jarak jauh antara ujung ke ujung, (kb) jarak membujur dari ujung ke ujung, lama
waktu.
11. Sunyi adalah
sepi, tidak berisik, senyap
12. Tiga adalah nama
bilangan dengan lambang 3, urutan yang menunjukkan tingkat sesudah yang kedua
atau sebelum keempat
13. Jam (kb) alat
pengukur waktu, waktu yang lamanya sehari semalam, saat tertentu, waktu saat
14. Nasib adalah
keadaan takdir yang diterima seseorang dalam menjalani hidup, sesuatu yang
telah ditakdirkan Allah kepada manusia.
15. Sebelum adalah
masih akan, ketika akan terjadi
16. Ajal adalah
batas hidup, kematian (yang ditentukan Tuhan)
17. Tiba (kk) ampai
di tempat, datang, sudah datang masanya, sudah sampai waktunya
A Setiba
adalah sedatang, sesampai
B Tiba-tiba
adalah sekonyong-konyong, serta merta, mendadak
18. Menengok dari
kata dasar tengok yaitu jenguk, lihat
A Menjenguk yaitu menengok, melihat
19. Keluar dari kata
dasar luar (kb) yaitu kedudukan atau tempat yang bukan bagian dari sesuatu itu
sendiri, bukan dari lungkungan keluarga. Bukan dari lingkungan negeri atau
daerah.
A Keluar berarti menuju luar
B Mengeluarkan
(kk)tidak memasukkan kedalam bilangan, mengecualikan, menyuruh meninggalkan
bagian dalam
20. Berbisik dari
kata dasar bisik yaitu suara pelan atau lemah (suara berdesis)
A Berbisik
(kk) berkata dengan suara lemah atau perlaan-lahan, melakukan sesuatu atau
berbuat secara diam-diam sehingga tidak kedengaran/ terdengar/ ketahuan orang
lain
21. Rambut (kb) bulu
yang tumbuh di bagian kepala atau kulit manusia, sesuatu yang panjang dan
lembut menyerupai rambut.
22. Suri adalah
sisir rambut, raja perempuan
23. Gelap (ks)
hitam, kelam, tidak bercahaya, tidak terang, malam, tidak jelas, rahasia,
illegal, tidak resmi
24. Ilalang adalah
tumbuhan alang-alang
25. Bukit
(kb)gundukan tanah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya (lebih kecil/ lebih
rendah daripada gunung)
26. Basah
(kb)mengandung air/ cairan
A Membasahi
(kk)membuat basah, memberi dengar air
27.
Merah artinya bagus, molek
28.
Merah berarti (kb)gelar penghulu atau raja-raja
kecil di jaman dahulu
29.
Darah adalah sel-selmerah/ putih yang mengalir di
pembuluh darah
30.
Sebenarnya dari kata dasar benar yaitu tidak salah,
betul
A Sebenarnya
yaitu sesgungguhnya, sebenarnya
31.
Kukalahkan dari kata dasar kalah yaitu (kt) tidak
menang, menderita tidak menang
A Terkalahkan
adalah (kk) dapat dikalahkan, dapat ditaklukkan
B Kekalahan
adalah perihal kalah, keadaan menderita kalah
32. Bintang adalah
benda langit yang mengeluarkan cahaya
33. Batu karang dari
pemisahan kata batu dan karang
A Batu
adalah benda keras yang terbentuk dari planet/ bumi (bukn logam), jenis intan
buatan
B Karang
(kb)batu kapur yang terbentuk dari zat yang dikeluarkan oleh binatang-binatang
renik, gunung, pulau dsb
34. Mimpi manusia
A Mimpi
adalah (kb) sesuatu yang dirasakan, dialami, di dengar, dilihat dalam tidur,
angan-angan, khayalan, dan lamunan
B Manusia adalah makhluk Tuhan yang
mempunyai akal dan angan-angan
35. Kesedihan yaitu
sedu, tangis, perasaan sedih, duka cita, kesusahan hati
36. Takut adalah
perasaan tidak mau dan tidak ingin menghadapi kenyataan, depresi
37. Esok yaitu hari
berikutnya sesudah hari ini, pada suatu waktu
38. Mati yaitu sudah
hilang nyawanya, tidak hidup lagi, tak pernah hidup
39. Kaki yaitu
anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan (pangkal paha ke
bawah)
40. Tetap adalah
tidak berubah-ubah
41. Sanggurdi yaitu
pemijak kaki, tungkai (pada kuda tunggang)
42. Laut yaitu
kumpulan air masin yang banyak / luas (yang menceraikan benua dengan benua),
pulau dengan pulau
43. Kegilaan dari kata
dasar gila yaitu sakit pikiran (kurang beres pikirannya), sakit jiwa (saraf
terganggu); menjapat tambahan ke-an menjadi kegilaan yaitu sifat (keadaan hal)
gila, kegemaran (keasyikan, kesukaan)yang berlebih-lebih, sesuatu yang
melampaui batas, kebodohan, kesalahan dengan sengaja.
3.1.2 Makna Presuposisi Semantik
Pengarang
memberi nama Rocinante, tokoh dalam puisi tersebut. Sang Rocinante menyapa seorang
yang ahli dalam mencukur dan seorang pendeta atau pastor di kampung kecil di
desa, dia memanggilnya dengan nama Padri
Rocinante. Tukang cukur dan padri dusun
Pengarang bermaksud untuk menyampaikan
bahwa sang Rocinante, telah mendengar alarm itu. Ia menangkap tanda bahaya yang
di dengarkannya lewat berita
Mendengar alarm itu:
Rocinante telah
menangkap tanda bahaya itu. Dengan luka waktu, yaitu cedera pada masa, cedera
pada keadaannya yang telah lanjut usia. Dia mengakui dirinya telah renta. Dengan
masa usianya dia menjadi ringkik, sehingga suara ringkiknya melengking.
Luka waktu,
Pada ringkikmu
Suara teriakan yang panjang dari
jarak jauh atau bahkan suara ringkiknya sangat panjang karena ketakutannya,
sunyi pada Sierra
Jerit yang panjang
Dan Sunyi Sierra
Waktu selama tiga jam dirinya telah
ditentukan, dirinya telah ditentukan oleh Yang mengaturNya, Rocinante hanya sebagai
penerima penentuan. Dalam ringkik dan masa cederanya, masa tuanya dihitung
dalam tiga jam penentuan ajal datang. Ajal yang akan menjemput telah membuatnya
menjerit dalam ringkik. Rasa ingin mati akan menimpanya.
Tiga jam nasib
Sebelum ajal tiba
Terdapat seseorang yang melihat
keluar, menuju luar untuk lihat sesuatu, setelah sesorang itu mendapat
melihatnya kemudian Rocinante berbisik kepada pendeta itu, si Padri, Rocinante
berkata bahwa dirinya telah melihat rambut suri, rambut raja yang terurai dalam
kehampaan, bulu kepala yang terurai , kelam, tidak bercahaya, tidak terang.
Yaitu kelam akan ajalnya, kematiannya. Mengisyaratkan bahwa Rocinante telah
menemukan di depannya dalam kegelapan. Dirinya telah akan menempuh kegelapan
dan kehampaan. Rocinante merasa bahwa dirinya akan datang pada kehampaan itu
yaitu kematiannya. Tapi sesungguhnya Rosinante hanya merasa saja, belum pasti
dan belum mengetahui bahwa kegelapan itu akan datang padanya. Dia tidak
menyadari bahwa kametian akan menjemputnya. Kemudian dia memastikan dengan
menanyakan pada tukang cukur, padri dusun.
Ada seseorang yang menengok ke luar
Dan berbisik, “Padri,
Kulihat rambut suri
Yang rembyak gelap.”
Tukang cukur, padri menjawab
pertanyaan Rocinante bahwa rambut yang dilihat Rocinante adalah rambunya. Dia
mengatakan dan memastikan bahwa rembyak itu adalah milik Rocinante. Agar
Rocinante yakin bahwa yang diduganya adalah nyata. Padri mengatakan pula bahwa
rambut rembyak itu adalah seperti ilalang bukit, seperti rumput alang-alang
yang tumbuh di bukit. Mengapa dia meletakkan ilalang di bukit.menandakan bahwa
rambutnya yang terurai seperti ilalang berada lebih tinggi daripada sekitarnya.
Dia memberikan penjelasan bahwa kedudukan ibadah dan pahalanya untuk dibawa dalam
kematian barada pada kedudukan yang lebih tinggi daripada orang-orang yang ada
di sekitarnya. Padri mengatakan hal itu agar Rocinante mananti kematiannya
dengan pandangan yang ikhlas tanpa beban.
Itu rambutmu, Rocinante,
Seperti ilalang bukit
Ilalang itu basah karena ada sesuatu
yang menetesianya. Berupa darah. Warna merah. Padri menjelaskan bahwa meskipun
karena darah atau apapun Rocinante terjemput kematiannya tetapi tetap harus
berani tanpa rasa takut. Padri menyakinkan bahwa Rocinante menjemput dan
menghadapi kematiannya dengan sikap berani. Sikap berani menghadapi
kematiannya.
Yang basah merah
Karena darah.
Rocinante bertanya pada tukang cukur
itu, apa yang telah Rocinante kalahkan sehingga ia harus berani menghadapi
kematian yang akan menjemputnya. Dia menyebutkan apakah yang ia kalahkan berupa
bintang yaitu sesuatu yang indah, yang bersinar. ‘Masa-masa indah’ hidupnya.
‘Batu karang’ yang begitu keras tidak rela, keegoisannya terhadap keinginannya,
‘mimpi-mimpi manusia’ yang biasa ia lakukan dalam kehidupannya. Yang ia masih
berharap untuk tetap hidup agar cita-cita dan harapan yang masih ada bisa
tergapai, atau bahkan ‘kesedihannya’yang selama hidup. Kesedihannya akan
berpisah dengan orang-orang yang ia sayangi. Suami(jika masih hidup), anak,
cucu, atau kekasihnya yang lain. Yang ia sayangi. Rocinante takut. Dia sangat
ketakutan mengalahkan semua itu. Ia takut berpisah dengan apa-apa yang
berhubungan dengan kisah hidupnya. Karena kematian akan memutuskan segalanya.
Karena kematian akan menjadikannya lupa segalanya. Karena kematian akan membuat
dirinya hidup sendiri. Tak pernah ia memiliki orang-orang yang ia sayangi,
kisah-kisah indah. Ia takut terhadap semua itu.
Tapi katakan, apa sebenarnya
Yang telah kukalahkan?
Bintang, batu karang, mimpi manusia, atau kesedihan?
Aku takut.
Rocinante meminta kepada tukang
cukur, Padri dusun bahwa jika dirinya mati kelak, ia ingin kakinya tetap pada pijakannya.
Dia meminta bahwa jika dia mati semua tak boleh terubah. Meskipun dia mati.
Semua akan tetap pada dirinya baik angan-angan. Masa-masanya, kebahagiaannya
agar meskipun tetap tenang dalam kematiannya.
Maka jika esok aku mati,
Dengan kaki tetap di sanggurdi,
Tukang padri karena dia bingung bagaimana ia menjawab dan
menuruti keinginan Rocinante. Sang Padri dusun: pendeta dusun itu merasa dia
akan gila jika menuruto keinginan Rocinante yang akan terjemput kematiannya.
Karena Sang Padri tahu bahwa kinginan Rocinante adalah diluar batas
kemampuannya. Hal itu adalah kehendak Tuhannya yang menghidupkan dan
mematikannya. Dan sesungguhnya kematiannya telah memutuskan rasa-rasa yang
pernah ia alami. Kematian akan memutuskan hubungan kemanusiaan dan kbahagiaan
yang pernah ia rasakan. Akhirnya Tukang Padri meminta Rocinante agar membawa ke
laut saja. Karena laut melambangkan kebebasan dan keluasan. Sang Padri akan
melepaskan kebingungannya pada laut saja yang lepas bebas. Dan memberikan alih
jawaban untuk Rocinante kapada laut. Biarkan saja laut yang menjawabnya.
Bawa aku ke laut, Rocinante,
Dari kegilaan ini.
SIMPULAN
Puisi
Rocinante karya Goenawan Mohamad memiliki tema dasar berupa ekspresi makna yang
diungkapkan oleh pengarang sehingga dapat menjadi bermanfaat bagi pembaca. Baik
dalam bentuk eksplisit maupun non eksplisist. Ekspresi makna puisi Rocinante
adalah memiliki nilai filosofis yang tersirat yaitu seperti hal berikut.
Kisah Rocinante dan sang Padri yang
kebingungan terhadap dirinya dan tanggungjawabnya. Ungkapan tersebut membawa
pesan bahwa kematian tidak akan bisa terelakkan walau bagaimanapun kita akan
menyanggahnya. Walaupun sekukuh apapun kita menolak tetapi kematian itu akan
terjadi.
Dan kita tidak bisa meminta apapun yang
kita inginkan agar meskipun mati kita bisa merasakan segala kenangan itu.
Semuanya telah terputus.
Baik kebahagiaan, harapan yang masih ada,
keegoisan, akan menjadi hampa dalam kematiannya. Tidak bisa kembali.